Makna Logo The Kanaan Bond
Pada dasarnya, kata logo itu sendiri diserap dari bahasa Yunani kuno, yakni Logos yang mempunyai arti pikiran, budi, kata, akal, serta pembicaraan.
Kata logo juga sebenarnya diambil dari kata logotype yang mulanya digunakan pada tahun 1810 sampai tahun 1840, dan memiliki arti sebuah tulisan nama entitas yang dibentuk secara khusus dengan memanfaatkan suatu teknik lettering atau menggunakan jenis huruf tertentu yang menarik.
Pengertian Logo The Kanaan bond ( ikatan persaudaraan Kanaan )
- Tentang 7 sahabat membuat grup The Kanaan bond (ikatan persaudaraan Kanaan)
- Tentang 7 sahabat yang mempunyai warna-warni kehidupannya
- Tentang 7 sahabat membuat satu lingkaran
- Tentang 7 sahabat saling bergandengan tangan
- Tentang 7 sahabat berdiri tegap
- Tentang 7 sahabat cinta kedamaian
- Tentang 7 sahabat menyatukan pemikiran untuk kemajuan kota bontang
Namun demikian, anggapan the kanaan bond angka 7 sebagai angka keberuntungan :
- Berhubungan dengan ketuhanan
Angka 7 disebut berhubungan dengan ketuhanan. Dalam dunia spiritual, angka 7 dipercaya melambangkan pencari kebenaran. Angka ini memang tidak memiliki hubungan dengan agama tertentu, namun angka ini menjadi simbol pengabdian dan ketaatan. - Beruntung dalam banyak hal
Orang yang memfavoritkan angka 7 disebut memiliki keberuntungan dalam banyak hal. Termasuk spiritual, kecerdasan, analitik, fokus, dan ketajaman dalam berpikir. Mereka yang senang dengan angka ini juga senang belajar, intuitif, dan memiliki wawasan yang luas. - Menunjukkan sikap bijak seseorang
Percaya atau tidak, angka 7 juga menunjukkan sifat bijak dari seseorang. Mereka lebih senang berkontemplasi, serius, berbudi, dan bersikap baik pada orang lain. - Falsafah orang toraja angka 7
Aluk Sanda Pitunna ini juga disebut sebagai Aluk Pitung Sa’bu Pitu Ratu’ Pitung Pulo Pitu atau 7777 karena Aluk sebagai kesatuan adat, agama dan aturan bagi orang Toraja pada saat itu tak terhitung banyaknya.
Melalui 7 prinsip tersebut, aluk kemudian dapat dikategorikan sebagai perangkat ideologis, yaitu suatu konsep religi yang melaluinya nilai-nilai, ideologi, disebarkan dan ditanamkan.
Bahwa jika membedah kembali catatan sejarah sebagaimana yang dituturkan melalui mitos-mitos orang Toraja, aluk sebagai sistem kepercayaan berperan sebagai penyaji nilai-nilai, penyedia rujukan paham dan ajaran yang menolong seseorang khususnya orang Toraja pada saat itu untuk mengorientasikan dirinya di tengah dunia dan kehidupan.
7 ketentuan pokok orang Toraja tersebut anatara lain :
- Kepercayaan terhadap tuhan sang pencipta.
- Kepercayaan terhadap dewa-dewa.
- Kepercayaan terhadap arwah leluhur.
- Ketaatan pada “adaqnq maq lolo tau” (ketentuan dan pegangan yang bersangkut paut dengan kehidupan manusia)
- Memegang teguh serta memelihara adaqna tanan-tananan (ketentuan dan pegangan yang bersangkut paut dengan tumbuh tumbuhan atau tananam oleh manusia)
- Memegang teguh serta memelihara adaqna patuoan (ketentuan dan pegangan yang bersangkut paut dengan pemeliharaan dan penggunaan hewan oleh manusia)
- Memegang teguh dan memlihara turun temurun”adaqna bangunan banua” (ketentuan dan penggarisan bersangkut paut dengan pembangunan sebuah rumah)
Setiap manusia masing-masing memiliki karakter tersendiri yang telah Tuhan anugrahkan dalam diri manusia.
Tuhan telah memberikan “kuas” bagi manusia serta warna-warna yang terbentang dialam ini.
Apa yang telah Tuhan berikan itulah manusia memulai eksistensi dirinya.
Manusialah yang mewarnai hidupnya, Tuhan memberikan kebebasan pada manusia untuk berjalan mencari warna hidupnya.
Kebaikan, keadilan, kebenaran, kerusakan, kehancuran, kebahagiaan, kesenangan semua itu adalah bagian dari warna-warni kehidupan selanjutnya
Penentuan sejarah manusia ingin seperti apa ialah saat ini (now) saat dimana dia berdiri dan akan melakukan. masa depan (future) selalu menjadi mimpi, harapan, cita-cita semua manusia. setiap manusia pasti memiliki rencana (planning) baik itu untuk hari esok, seminggu lagi, sebulan lagi, satu tahun lagi, dan tak terbatas.
Terwujud dan tidaknya apa yang telah direncanakan manusia itu tergantung bagaimana keseriusannya menekuni apa yang betul-betul telah ia rencanakan.